KHALIFAH Fatimiah yang menisbatkan sebagai keturunan Rasulullah Muhammad SAW dari garis keturunan Fatimah binti Muhammad dan Ali bin Abi Thalib berkuasa di Afrika Utara dan Mesir tahun 297 Hijriyah atau tahun 909 Miladiyah. Selama lebih 262 tahun berkuasa Dinasti Fatimiah berhasil membangun kehidupan dan peradaban masyarakat yang tinggi.
Basis kekuatannya berawal dari Tunisia setelah memiliki kekuatan cukup, di bawah Khalifah al Mu’izz keturunan keempat Dinasti Fatimiah mengutus panglima Jauhar al Katib as Siqilli dapat menguasai Mesir tahun 969. Ketika itu didirikan kota baru yang disebut al Qahirah (Cairo) yang berarti kemenangan dan kemuliaan. Dinasti Fatimiah menjadinya pusat pemerintahan sekaligus sebagai ibukota Khalifah Fatimiah di masa selanjutnya.Dinasti Fatimiah mencapai masa kejayaannya di bawah kepemimpinan al Muizz, al Aziz dan al Hakim. Ketika kekhalifahan di bawah al Aziz kemajuan sangat pesat sehingga membangun istana yang mampu menampung 30 ribu tamu sekaligus, termasuk membangun masjid yang sangat megah. Kemajuan juga terjadi dalam bidang perekonomian, pertanian dan industri, tidak ketinggalan dalam bidang kebudayaan juga mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Kemajuan sangat pesat terjadi seletan mendirikan Masjid al Azhar yang sekarang dikenal sebagai Jamiat al Azhar (Universitas al Azhar). Selain sebagai pusat peradaban di masyarakat muslim, al Azhar menjadi pusat kajian Islam, pusat perkembangan ilmu dan hasil-hasilnya. Jasa paling penting terhadap peradaban dunia diwariskan Dinasti Fatimiah yang mampu mengembangkan pendidikan, kebudayaan dan peradaban. Sejak saat itu Cairo menjadi pusat peradaban, pusat intelektual muslim dan kegiatan ilmiah dunia.Universitas al Azhar Cairo sebagai universitas tertua di dunia yang didirikan Jauhar al Katib as Siqilli pada 7 Ramadhan 361 yang bertepatan dengan 22 Juni 972. sampai sekarang memainkan peran penting dalam sejarah peradaban dunia, selama berabad-abad Universitas al Azhar menjadi pusat pendidikan Islam sekaligus pertemuan puluhan ribu mahasiswa muslim dari seluruh dunia.
Dinasti Fatimiah maju karena dukungan kekuatan militer selain itu administrasi pemerintahan yang baik dan perkembangan ilmu. Hal itu memungkinkan stabilitas ekonomi, namun dalam beberapa hal Dinasti Fatimiah memiliki kelemahan seperti polik dalam dan luar negeri. Konflik internal dan perebutan pengaruh menjadi semakin akut ketika menghadapi musuh tentara salib sehingga merasa perlu mendatangkan bala bantuan. Darul Hikmah sebagai pusat pengajaran ilmu kedokteran dan astronomi sehingga muncul tokoh ahli astronomi seperti Ibnu Yunus, Ibnu Haitam seorang ahli fisika dan optik. Pada saat yang sama berdiri Dar al Ilm, perpustakaan yang menyediakan jutaan buku dalam berbagai cabang ilmu.
Di sana dibentuk Majlis Ilmu tempat berkumpulnya sejumlah ilmuwan besar Mesir yang pemikirannya berpengaruh di seluruh dunia Islam saat ini. Melalui Universitas al Azhar, Mesir bermaksud mengembangkan ilmu dan mengembalikan kejayaan masyarakat Islam. Ribuan mahasiswa dikirim ke berbagai pusat peradaban ilmu untuk mengembangkan di dalam negeri sehingga ilmu akan menyebar di masyarakat muslim dari berbagai penjuru dunia.
Pasang surut terjadi di dunia Islam, demikian halnya dengan Universitas al Azhar. Setelah kemajuan pesat sejak Dinasti Fatimiah, mengalami kemunduran di zaman Kerajaan Otsman. Sampai munculnya kaum pembaharu yang dipelopori Muhammad Abduh yang wafat tahun 1905, bersama kawan-kawan dan murid yang meneruskannya, genderang gagasan-gagasannya menggetarkan dunia Islam. Beliau mengembangkan Universitas al Azhar baik dari segi fisik maupun pemikirannya.
Perkembangan lain yang menggembirakan setelah Perang Dunia kedua, di Mesir tumbuh lembaga pendidikan tinggi yang mengkaji berbagai ilmu. Sebut misalnya Universitas Iskandariyah di Iskandariyah dan Universitas Ain Syam. Masih banyak lagi lembaga pendidikan tinggi yang mengkaji ilm hukum, sastra, kedokteran, farmasi, teknik, pertanian, perdagangan dan berbagai cabang ilmu yang lain.
Sumbangan besar yang dapat disaksikan hari ini antara lain bidang arsitektur baik bangunan istana, masjid dan benteng pertahanan lengkap dengan ornamen di dalamnya. Al Qashr al Garb (istana barat) al Qashr asy Syarq (istana timur), Universitas al Azhar dan Masjid al Azhar. Tembok tinggi yang mengelilingi istana lengkap dengan pintu-pintunya, Bab an Nasr (pintu kemenangan), Bab al Fath (pintu pembuka) dan sejumlah masjid yang lain dengan kekhasannya masing-masing.
Saat ini Mesir berada di bawah kekuasaan Jumhiriyah Misr al Arabiyah, Republik Arab Mesir yang terletak di bekas Dinasti Fatimiah, berbatasan dengan Laut Tengah di Utara, Laut Merah di Timur, Sudan di Selatan dan Libya di Barat. Luas wilayahnya mencapai hampir satu juta kilometer persegi, penduduk berjumlah 54 juta jiwa tahun 1990. Sebanyak 90% pendudukan Islam Sunni dengan kelompok penting Mesir, Badui dan Nubia beribukota di Cairo dengan bahasa resmi Arab.
Sungai Nil sebagai sumber penghidupan masyarakat karena lembahnya terkenal sangat subur, sungai yang memanjang 17 ribu kilometer persegi dengan dinding karang setinggi 200-400 meter di kedua sisinya. Delta Nil di bagian Utara Cairo sekitar 23 ribu kilometer persegi merupakan dataran rendah yang sebagian besar berpaya papirus sehingga perekonomian sangat mengandalkan pertanian dengan Bendungan Aswan yang disejak tahun 1970 diambil alih Bendungan Sadd al Ali (bendungan tinggi).
Islam di Mesir mada masa Khalifah Umar bin Khattab, ketika itu diutus Amr bin Ash menduduki dan kemudian diangkat menjadi gubernur tahun 632-660 dan menjadikan kota Fustat (dekat Cairo) sebagai pusat ibukota. Berturut-turut Mesir berada di bawah kekuasaan dinasti dan kekhalifahan yang silih berganti sampai datangnya tentara salib. Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Tulun, Dinasti Ikhsyd, Dinasti Fatimiah, Dinasti Ayubiyah yang ditandai dengan perang salib dan Dinasti Mamluk kemudian Mesir berada di bawah Kerajaan Turki Otsman.
Pada abad berikutnya dimulai dengan pemerintahan Muhammad Ali Pasya ketika Napoleon mendarat di Mesir, kemudian digantikan Said Pasya kemudian sepupunya yang bernama Ismail Pasya. Inggris campur tangan dalam pemerintahan Mesir tahun 1882, namun tetap tunduk pada Otsman hingga 1914. Baru pada 1922 Mesir merdeka dari Inggris, silih berganti kepemimpinan sejak revolusi 23 Juli 1952 sejak Raja Farouk diturunkan panglima perang Muhammad Naguib yang kemudian disingkirkan Gamal Abdul Nasser, digantikan Anwar Sadat yang terbunuh dan digantikan wakilnya Hosni Mubarak hingga sekarang.